BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada dasarnya kebangkitan Islam di Asia Tenggara pada abad ke-19 hingga abad ke-21 adalah sebuah fenomena global, bukan merupakan reaksi terhadap modernitas barat, melainkan sebagai bagisn yang tidak terpisahkan dari proses pembaharuan yang selalu muncul dan menunjukkan keberlangsungan tradisi islam dalam sejarah. Masuknya islam di asia tenggara disebarluaskan melalui kegiatan kaum pedangang dan sufi. Hal ini sangat berbeda dengan perkembangan islam didunia lain yang pada dasarnya di sebarluaskan melalui penahlukan arab dan turki. Dapat disimpulkan bahwa secara perilaku, islam masuk ke asia tenggara dengan jalan damai, terbuka, dan tanpa paksaan sehingga sangat mudah islam diterima oleh masyarakat asia tenggara. Secara tidak langsung, inilah merupakan awal dari kebangkitan islam di asia tenggara.
Salah satu optimisme tentang kebangkitan islam di asia tenggara pada umumnya didasarkan pada “watak” atau “karakteristik” islam dikawasan ini yang berbeda dengan kawasan lain. Karakteristik terpenting islam di asia tenggara itu, misalnya lebih memiliki watak yang ramah, damai, dan toleran. Watak islam seperti itu diakui banyak pengamat barat, diantara Thomas Arnold, dalam bukunya The Preaching of Islam,Arnold menyimpulkan bahwa penyebaran dan perkembangan historis islam di asia tenggara berlangsung secara damai. Karakter yang toleran inilah yang membuat islam di asia tenggara tidak memusuhi peradapan barat.
Pernyataan kebnagkitan islam mensinyalir terdapatnya proses dinamika yang saling bertautan dengan masa depan. Pergerakan islam ini sangat erat hubungannya dengan system social masyarakat, terutam adalam pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan dalam konsep kulturalisasi. Persoalan kebudayaan sekaligus merupakan tantangan terberat dalam kemajuan dunia islam. Salah satu kemajuan dunia islam yang terus digerakkan sebagai wujud peradaban islam yang menyeluruh adalah berada pada sector dunia pendidikan. Agaknya pendidikan cukup mendapat tempat yang strategis.
BAB II
PEMBAHASAN
Asal Mula Islam Masuk Ke Indonesia
Sejak zaman prasejarah, penduduk kepulauan indonesia di kenal sebagai pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan anta kepulauan indonesia dengan berbagai daerah di daratan asia tenggara. Pedagang-pedagang muslim asal arab, persia, dan india juga ada yang sampai ke kepualauan indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7 masehi, ketika islam pertama kali berkembang di timur tengah. Malaka, jauh sebelum di taklukan protugis (1511) merupakan pusat utama kegiatan lalu lintas perdagangan dan playaran. Malaka juga menjadi mata rantai playaran yang amat penting lebih ke barat ke gujarat, perjalaan llaut melintasi laut arab darai sana perjalanan bercabang dua, pertama di sebelah utara menuju teluk oman, melalui selat ormuz ke teluk persia. Jalan yang kedua melalui teluk aden dan lauat merah, dan dari kota suez jalan perdagangan harus melalui daratan ke kaairo dan iskandariah.
Ada beberapa pendapat dalam menentukan sejarah masuknya islam di Indonesia, pendapat itu antara lain :
Menurut Zainal Arifin Abass, agama islam masuk keindonesia sekitar abad ke-7 M (684 M) yang dibawa oleh seorang pemimpin arab ke tiongkok dan sudah mempunyai pengikut dari sumatra utara. Jadi menurut beliau, islam sudah masuk pertama kali ke Indonesia yakni di Sumatra utara. Pendapat yang hampir sama juka dikemukakan Hamka, bahwa islam masuk ke Indonesia pada tahun 674 M. berdasarkan catatan tiongkok, pada saat itu datang seorang raja arab Ta Cheh (Muawiyah Bin Sofyan) kerajaan Ho Ling (Kalingga) untuk membuktikan keadilan, kemakmuran, pemerintah Ratu Shima di Jawa Tengah ke Indonesia yang di adakan di Medan pada tanggal 17-20 Maret 1963, menyimpulkan bahwa islam masuk ke Indonesia pada abad 7 M langsung dari Arab dengan pertama kali mendatangi daerah pesisir Sumatra.
Pada zaman Sriwijaya, pedagangan nusantara mengunjungi pelabuhan cina dan pantai timur afrika. Akan tetapi menurut Taufik Abdullah belum ada bukti bahwa pribumi indonesia di tempat-tempat yang di singgahi oleh para pedagang muslim itu beragama islam. Baru pada zaman-zaman berikutnya, penduduk kepulauan ini masuk islam, bermula dari penduduk pribumi di koloni-koloni pedagang muslim itu. Menjelang abad ke-13 masehi, masyarakat muslim mulai ada di samudra pasai, perlak, dan palembang di sumatra. Kemudian di jawa di temukannya makam fatimah binti maimun di gresik di angkat tahun 475 h atau berkisar 1082 dan makam-makam islam di tralaya yang berasal dari abad ke-13 masehi merupakan bukti perkembangan komunitas islam, termasuk di kekuasaan hindu-jawa ketika itu, majapahit.
Sampai berdirinya kerajaan islam itu, perkembangan agama islam di indonesia dapat di bagi menjadi 3 fase:
Singgahnya pedagang –pedagang islam di pelabuhan nusantara . Sumbernya dalah berita luar negri terutama cina.
Adanya komunitas islam di beberapa daerah di beberapa daerah kepulauan indonesia sumbernya berita asing dan makam-makam islam.
Berdirinya kerajaan-kerajaan islam seperti samudra pasai, aceh darusalam, demak, pajang, mataram, cirebon, banten, banjar, dan kutai.
Kedatangan islam dan penyebaranya kepada golongan bangsawan dan rakyat umumnya, di lakukan secara damai. Apabila situasi politik suatu kerajaan mengalami kekacauan dan kelemahan di sebabkan perebutan di kalangan keluarga, maka islam di jadikan alat politik bagi golongan bangsawan atau pihak yang menghendaki kekuasaan itu. Apabila kerajaan islam telah berdiri, penguasanya melancarkan perang terhadap kerajaan non islam. Hal itu bukanlah karena persoalan agama tetapi karena dorongan politis untuk menguasai kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Adapun saluran-saluran islami yang berkembang ada 6 yaitu:
Saluran perdagangan
Saluran perkawinan
Saluran tasawuf
Saluran pendidikan
Saluran kesenian, dan
Saluran politik
2.2 Masuknya Islam Di Indonesia Sebelum Dan Sesudah Kemerdekaan
1. Sebelum kemerdekaan
Sebelum islam datang, di Indonesia telah berkuasa kerajaan-kerajaan hindu dan budha. Di antaranya, ada kerajaan bahari terbesar yang menguasai dan mengendalikan pulau-pulau di nusantara. Pada abad ke-7 islam belum menyebar luas secara merata ke seluruh penjuru nusantara, karena pengerauh agama budha masih memegang peranan di kerajaan sriwijaya, terutama dalam kehidupan social, politik, perekonomian, dan kebudayaan. Pada awal abad ke-13 M, kerajaan ini memasuki masa kemuduran. Dalam kondisi seperti ini , pedagang-pedagang muslim memenfaatkan politiknya dengan mendukung daerah-daerah yang muncul dan menyatakan diri sebagai kerajjaan yang bercorak islam. Meraka tidak hanya membangun perkampungan pedagang yang bersifat ekonomis, tetapi juga membentuk struktur pemerintahannya yang di kehendaki. Misalnya kerajaan samudra pasai abad ke-13 muncul karena dukungan komunitas muslim, juga tidak terlepas dari melemahnya kondisi politik kerajaan sriwijaya yang kurang mampu mengendalikan dan menguasai daerahnya.
Islam sebagai agama yang memberikan corak kultur bangsa Indonesia dan sebagai kekuatan politik yang menguasai struktur pemerintahan sebelum datangnya belanda dapat di lihat dari munculnya kerajaan-kerajaan islam di nusantara ini, antara lain di Sumatra, jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Islam di Sumatra
Ada tiga kerajaan di Sumatra yang telah memosisikan islam sebagai agama dan sebagai kekuatan politik yang mewarnai corak social dan budayanya, yaitu perlak, pasai, dan aceh. Peralak merupakan kerajaan islam pertama di Sumatra utara yang berkuasa pada tahun 225-692 H./ 840-1292 M. Pada mulanya, islam berkembang di perlak di pengaruhi oleh aliran Syiah yang bertebaran dari pasai ketika terjadi revolusi syiah pada tahun 744-747 M, dengan pemimpinya , Abdullah Ibnu Muawiyah.
System pemerintahan yang di terpakan oleh kerajaan islam perlak pada dasarnya mengikuti system pemerintahan yang di laksanakan oleh Daulah Abbasiyah (750-1258 M.) yaitu kepala pemerintahan / kepala badan eksekutif di pegang oleh sultan dangan di bantu oleh beberapa wazir.
Penjelasan ini menunjukan bahwa islam, baik sebagai kekuatan sosial agama maupun maupun sebagai kekuatan social-politik, pertama-tama memperlahatkan dirinya di nusantara ini adalah di negri perlak. Dari negri inilah, pertama kali islam perlak terus hidup merdeka samapai di persatukanya dengan kerajaan samudara pasai pada zaman pemerintahan sultan muhamad malik Ad-Dzahir Ibn Al-Malik Ash- Shaleh (688-1254 H./ 1289-1326 M.) dengan demikian, kerja islam perlak pada abad ke-13 sudah berada dalam katagory kerajaan islam samudra pasai yang di rintis oleh Malik Ash-Shaleh/Meurah Silo (659-688 H./1261-1289 M)
Kerajaan samudra pasai berlangsung sampai tahun 1524 M. pada tahun 1521, kerajaan ini di taklukan oleh pertugis yang menduduki selama tiga tahun. Kemudian pada tahun 1524 M, di aneksasi oleh raja aceh, Ali Mughatsyah. Selanjutnya , kerajaan pasai berada di bawah pengaruh ke sultanan aceh yang berpusat di Bandar aceh darusalam.
Sultan Ali Mughayatsyah (1514-530) telah banyak berjasa dalam berbagai aspek keislaman. dalam bidang politik, sultan berupaya menghadang penjajjah pertugis kristiani dengan memperkrasai Negara islam bersatu, yaitu menyatukan tenaga politik islam di dalam sebuah Negara yang kuat dan berdaulat yang di beri nama “Aceh Besar” (1514). Dalam bidang pemerintahan, baginda raja telah meletakan islam sebagai asas kenegaraaan, bahkan beliau melarang orang-orang bukan islam untuk memangku jabatan kenegaraan atau meneruskan jabatannya, dalam bidang dakwah, di bangun pusat islam yang megah, di himpun para ulama dari juru dakwah, serta menyuruh jihad memerangi penyembah berhala dan syirik. Pada masa sultan Alauddin RI’Ayat Syah (abad ke-16), aceh di kenal sebagai Negara islam yang perkasa dan menjadi pusat penyebaran islam terbesar di nusantara. Dalam bidang hukum, syariat islam di tegakkkan, bahkan raja menghukum mati anaknya kerena kezaliman dan jinayat (pidana). Dari pasai dan aceh, islam memancar ke seluruh pelosok nusantara yang trjangkau oleh para juru dakwah.
Islam Di Jawa
Ahli-ahli sejarah tampaknya sependapat bahwa penyeberan islam di jawa adalah para wali songgo. Mereka tidak hanya berkuasa dalam lapangan keagamaan, tetapi juga dalam hal pemerintahan dan politik. Bahkan, seringkalia seseorang raja seakan-akan baru sah sebagai raja kalau ia sudah di akui dan berkelahi oleh wali songgo.
Islam telah tersebar di pulau jawa, paling tidak sejak malik ibrahiam dan maulana ishak yang bergelar Syaikh Awal Al-islam di utus sebagai juru dakwah oleh raja samudra, sultan Zainal Abidin Bahiyah Syah (1349-1406) ke gresik. Dalam politik, islam mulai memosikan diri ketika melemahnya kekuasaan majapahit yang memberi peluang kepada pengausa islam di pesisir untuk membangun pusat-pusat kekuasaan yang idependen dibawah pimpinan sultan Ampel, Wali Songgo bersepakat untuk mengangkat Raden Patah sebagai raja pertama kerajaan islam di demak, kerajaan islam pertama di jawa. Dalam menjalankan pemerintahanya, raden patah di batu oleh para ulama dan wali songgo, terutama dalam masalah-masalah keagamaan. Kerajaan ini berlangsung kira-kira abad ke 15 dan abad ke 16. Di samping itu berdiri pula kerajaan Islam Demak, Mataaram, Cirebon, dan banten. Dalam mendirikan Negara Islam tersebut, peran wali songo sangat besar. Misalnya Sunan gunung Jati mendirikan kerajaan Islam di Cirebon dan Banten, Sunan Giri di Kerajaan Mtaram uyang pengaruhnya sampai ke Makasar, Ambon, dan Ternate.
Islam Di Kalimantan, Maluku, dan Sulawesi
Pada awal abad ke 16, Islam masuk ke Kalimantan Selatan yaitu di Kerajaan Daha(Banjar) yang beragama Hindu. Berkat bantuan Sultan Demak Trenggono (1521-1546), Raja Daha dan rakyatnya masuk islam sehingga berdirilah kerajaan Islam Banjar, dengan raja pertamanya Pangeran Samudera yang diberi gelar Pangeran Suryanullah atau Suryanusa. Setelah Raja pertama naik tahta, daerah-daerah sekitarnya mengakui kekuasaannya, yakni daerah Sambas, Batangla, Sukaciana dan Sambangan. Selanjutnya di Klimantan Timur(Kutai) pada tahun 1575, yaitu Tunggang Parangan mengislamkan Rja Mahkota. Sejak Baginda Raja masuk Islam terjadilah proses Islamisasi di Kutai dan sekitarnya. (Kutai) pada tahun 1575, yaitu Tunggang Parangan mengislamkan Rja Mahkota. Sejak Baginda Raja masuk Islam terjadilah proses Islamisasi di Kutai dan sekitarnya. Penyebaran lebih jauh kedarah-daerah pedalaman dilakukan terutama oleh putrnya, dan pengganti-penggantinya meneruskan perang ke daerah-daerah.
Pada abad ke 10 dan ke 11, di Maluku sudah ramai perniagaan rempah-rempah, terutama cengkeh dan Pala yang dilakukan oleh para pedagang Arab dan Persia. Tentunya pada saat itu telah terjadi sentuhan para pedagang muslim di rakyat Maluku yang membentuk komunitas Islam. Dengan derasnya gelombang perdangan muslim dan atas ajakan Datuk Maulana Husain, di Ternate, raja gafi bata menerima islam di namanya berganti menjadi Zainal Abidin(1465-1486). Di Tidore dating seorang pendakwah dari tanah Arab yang bernama Syekh Mansur dn atas ajakannya, Raja Tidore yang bernama Kolana masuk islam dan berganti nama menjadi sulatan jamaluddin. Di ambon, islam datanga dari jawa timur (gresik) yang berpusat di kota pelabuhan hitu pada tahun 1500 M. Namun usahanya tidak banyak berhasil. Pada masa sultan Baadullah (1570-1583) benteng pertahanan protugis di ambon di taklukkan.
2. Sesudah Kemerdekaan
Ketika membahas dasar Negara itulah terjadinya perdebatan ideologis yang sengit antara golongan islam dan nasional sekuler. Sebenarnya gagasan para tokoh islam menjadikan islam sebagai dasar Negara tidak di lengkapi oleh argumentasi empiris mengenai “neagar islam” yang di cita-cikan oleh tokoh islam, tetapi lebih tepat adanya jaminan terhadap pelaksanaan syariat ajaran-ajaran islam yang pada akhirnya melahirkan Jakarta charter atau piagam Jakarta yang menunjukan bahwa identitas orang islam perlu dijamin serta kosntitusional.berangkat dari pristiwa Jakarta charter tersebut, dapat dimengerti bahwa Indonesia bukan sebuah Negara teokrasi tetapi juga bukan Negara sekuler.
Sehari setelah prokramasi kemerdekaan, muncul persoalan yakni dimentahkan kembali gentlementasi agreement yang telah susah payah di kemas dalam piagam Jakarta. Kedudukan golongan islam tidak bertambah kuat setelah bung karno dan bung hatta disehkan sebagai presiden dan wakli presiden. Dalam KNIP Yang di bentuk kemudian dari 137 onggotanya, hanya 20 orang yang berasal dari golongan islam sedangkan dari 15 anggota BPKNPI yang di bentuk bulan oktober 1945, hanya dua orang wakil islam. Setelah mengalami perombakan pada bulan September, 17 anggota islam hanya mendapat jatah 3 orang. Secara kuantitas perwakilan ini tidak adil. Penduduk Indonesia yang mayoritas islam dalam cabinet presidential hanya memperoleh jatah kursi sebagai mentri pekerjaan umum dan mentri Negara.
“kekalahan golongan islam dengan dihapuskannya piagam Jakarta membuat mereka bersatu dan merasa senasib. Mereka mulai memikirkan suatu partai politik yang dapat menjadi paying bagi semua organisasi islam pada saat itu. Timbulnya konflik ideologis tentang dasar Negara belum berakhir dan masalah yang kemudaian mencuat kembali dalam konstituante hasil pemilu 1955”.
Meskipun persoalan itu belum selesai di pecahkan tampaknya ara pemimpin bangsa Indonesia sudah bergerak jauh ke depan, memikirkan jalan altertatif “jalan tenagah” dri dua pendapat tersebut. Mereka mnganjurkan suatu Negara yang mempunyai dasar keagamaan yang positif , karan itu akan memajukan kegiatan keagamaan. Dalam rangka itu departeman agama di dirikan. Adapun tujuan dan fungsi depertemen agam a yang di rumuskan pada tahun 1967 adalah sebagi berikut:
Mengurus serta mengatur pendidikan agama di sekolah-sekolah serta membimbing perguruan-perguruan agama
Mengikuti dan memperhatikan hal yang bersangkutan dengan agam adan keagamaan
Memberi penerangan dan penyuluhan agama
Mengurus dan mengatur peradilan agama serta menyelesaikan masalah yang berhubungn dengan hukum agama
Mengurus dan memperkembangkan IAIN, perguruan tinggi agama swasta dan pesantren luhur dan mengawasi pendidikan pada perguruan-perguruan tinggi.
Mengatur, mengurus, dan mengawasi penyelanggarakan hiba dan haji.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya kebangkitan islam di asia tenggara apa abad ke 19 hingga abad ke 21 adalah sebuah fenomena global, bukan merupakan suatu reaksi terhadap moderinitas barat, melainkan sebagian yang tidak terpisahkan dari proses pembeharuan yang selalu muncul dan emnunjukan keberlangsungan tradisi islam dalam sejarah.
Masuknya islam di asi atenggara di sebarluaskan melalui kegiatan kaum pedagan dan sufi, hal ini sangat berbeda dengan perkambanagan islam di dunia lain yang pada dasarnya di sebar luaskan melalui penaklukan arab dan turky. Dapat di simpulakan bahwa secara prilaku, islam msuk asi tenggara dengn jalan damai, terbuka , dan tanpa paksaan sehingga sangat mudah islam di terima oleh masyarakat asi tenggara. Secara tidak langsung inilah merupakan awal dari kebangkitan islam di asia tenggara.
Kedatangan islam di Negara-negara yang ada di asia tenggara hamper di awali dengan interaksi antara masyarakat di wilayah kepualauan dengan para pedagang Arab, cian , Gujarat, iran, yaman, dan arab selatan. Kondisi semacam inilah yang di manfaatkan oleh para pedagang muslim yang singgah dan menyebar di wilayah sekitar pesisir.
DAFTAR PUSTAKA
Suhaimi.2010. “Sejarah Islam Asia Tenggra”. Pekanbaru: CV.Witra Irzani.
Yatim, Badri.2010. “Sejarah Peradaban Islam”. Jakarta: Rajawali Pers.
Supriady, Dedi.2008.“Sejarah Peradaban Islam” .Bandung: Pustaka Setia.
Gambling with Bitcoin is Not Welcome | bsjeon.net
BalasHapusBitcoin gambling site is one of 야동 사이트 순위 the best ways to wager with 바카라시스템배팅법 Bitcoin. It offers players the 슬롯 가입 쿠폰 opportunity to play real money games like roulette 원 엑스 벳 and 안전사이트 blackjack.