BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
sumber
daya manusia kini makin berperan besar bagi kesuksesan suatu organisasi. Banyak
organisasi menyadari bahwa unsur manusia
dalam suatu organisasi dapat memberikan keunggulan bersaing. Mereka
membuat sasran, strategi, inovasi, dan mencapai tujuan organisasi. Oleh karena
itu, sumber daya manusia merupakan salah satu unsur yang paling vital bagi
organisasi. Terdapat dua alasan dalam ha ini. Pertama sumber daya manusia memengaruhi efesiensi dan
efektifitas organisasi, sumber daya manusia merancang dan memproduksi barang
dan jasa, mengawasi kualitas, memasarkanproduk, mengalokasikan sumber daya
finansial, serta menentukan seluruh tujuan dan strategi organisasi. Kedua,
sumber daya manusiamerupan pengeluaran
utama orrganisasi dalam menjalankan bisnis.[1]
karena
pentingnya SDM dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan organisasi maka
pengelolaan sumber daya manusia harus memperhatikan berbagai aspek seperti
aspek staffing, pelatihan dan pengembangan, motivasi dan pemeliharaannya yang
secara lebih mendetail.[2]
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sumber daya
manusia.
Jika
dilihat dari agent of social change atau
pihak-pihak yang hendak melakukan dakwah dalam hal ini para da’i dapat bersifat
individual dan dapat pula bersifat kolektif(jamaah). Hal ini dapat dipahami
dari firman Allah SWT.
`ä3tFø9ur öNä3YÏiB ×p¨Bé& tbqããôt n<Î) Îösø:$# tbrããBù'tur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ tböqyg÷Ztur Ç`tã Ìs3YßJø9$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd cqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÊÉÍÈ
Artinya:
“hendaklah diantara kalian ada umat yang
menyeru kepada kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, mereka itulah
orang-orang yang beruntung”.(Ali Imran:104)
Menurut
Abdul Karim Zaidan, ayat tersebut menjadi landasan, bahwa dakwah kepada agama
Allah adakalanya diselenggarakan dalam bentuk individual dan adakalanya dalam
bentuk kolektif (jamaah) atau organisasi. Sebab ayat ini, menurutnya, mengandung makna dakwah kolektif sekaligus
dakwah individual, dengan pemahaman bahwa kewajiban umat juga berarti kewajiban
individu, sebab umat merupakan kumpulan individu-individu. Untuk memperkutkan
pemahamanya ini, ia mengutip penafsiran ibnu Kasir yang mengatakan bahwa, maksud
ayat tersebut adalah hendaknya ada sekelompok dari umat ini yang melaksanakan
tugas dakwah, meski sesungguhnya tugas itu menjadi tanggunga jawab setiap
individu umat, seperti di jelaskan hadis nabi yang diriwayat oleh imam Muslim
adri Bu Hurairah, bahwa Rosul SAW. Bersabda: “barang siapa diantara kalain melihat kemungkaran, maka hendaklah ia
mengubahnya dengan tangan nya, jika tidak mampu, maka hendaklah dengan lidahnya
(perkataanya), jika tidak mampu, maka hendaklah dengan hatinya, dan itulah
selemah-lemahnya iman.”
Tanpa
bermaksud mengecilkan peran agen perubahan sosial yang bersifat individu,
kiranya penting dikemukakan disini beberapa kelebihan dan kekurang agen
perubahan sosial yang bersifat kolektif yaitu antara lain, kedudukan lebih kuat
dan lebih diperhitungkan, jangkauanya lebih luas, lebih efektif karena
disamping memberi penerangan juga melakukan pembinaan, dan programnya tersusun
lebih baik. Disamping alasan-alasan tersebut, keutamaan agen kolektif (jamaah)
didasarkan pula pada alasan teologis. Allah berfirman dalam surat almaidah:2
(#qçRur$yès?ur n?tã ÎhÉ9ø9$# 3uqø)G9$#ur ( wur (#qçRur$yès? n?tã ÉOøOM}$# Èbºurôãèø9$#ur 4 ........ ÇËÈ
Artinya:
”dan tolong-menolonglah kalian pada
kebaikan dan takwa dan jangan la kalian tolong-menolong pada dosa dan
permusuhan...”
Dengan
mengacu pada Al-Quran dan al-Hadis Nabi sebagaimana dikemukakan pada pembahasan
sebelumnya, maka disini akan di ungkap persyaratan-persyaratan yang ditetapkan
oleh Al-Quran dan Hadis, baik secara eksplisit (gamblang) maupun secara
implisit(terkandung). Secara garis besar, ayat-ayat dan hadis-hadis yang
berkaitan dengan syarat-syarat menjadi agen dakwah dapat di klasifikasikan
kedalam dua kelompok,yaitu:
1. Ayat-ayat
dan hadis-hadis yang berkaitan dengan syuruth ilmiyyah (syarat-syarat ilmiah)
2. Syuruth
syakhshiyyah (syarat-syarat keperibadian)
Syarat
yang pertama didasar kan antara lain, pada firman Allah dalam surat yusuf:108
ö@è% ¾ÍnÉ»yd þÍ?Î6y (#þqãã÷r& n<Î) «!$# 4 4n?tã >ouÅÁt/ O$tRr& Ç`tBur ÓÍ_yèt6¨?$# ( z`»ysö6ßur «!$# !$tBur O$tRr& z`ÏB úüÏ.Îô³ßJø9$# ÇÊÉÑÈ
Artinya:
“katakan lah, inilah jalan (agama)ku, aku
dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang
nyata, maha suci Allah dan aku tidak termasuk orang-orang yaang musyrik”.
Melalui
ayat ini nabi Muhammad menegaskan, bahwa dirinya berdakwah ke jalan Allah
dengan di bekali keyakinan dan pengetahuan. Menurut Al-Raghib al Ashfahami,
maknanya adalah atas dasr ilmu pengetahuan dan kejelasan. Sedangkan menurut
al-Qurthubi, makna frasa tersebut adalah atas dasar keyakinan dan kebenara.
Penafsiran yang lain dikemukakan oleh Muhammad Jamaluddin al-Qasimi, menurutnya
lafal tersebut mengandung pengertian dengan dilandasi argumen yang jelas, tidak
buta.
Berangkat
dari penafsiran-penafsiran tersebut, maka dapat dipahami, bahwa isi kandungan
surat yusuf ayat 108 tersebut adalah anjuran kepada pihak-pihak yang hendak
berdakwah atau hendak membebas masyarakat dari kondisi yang menyimpang, salah
dan buruk, harus terlebih dahulu membakali dirinya dengan pengetahuan, baik
agama maupun umum yang mendalam, dan dilandasi argumen yang jelas dan meyakinkan. Syarat ilmiah tersebut
meliputi pengetahuan agama dan umum. Berkaitan dengan penting nya ilmu
agamabagi pihak-pihak ytang hendak melakukan rekayasa sosial, Allah berfirman
dalam surat at-Taubah:122
* $tBur c%x. tbqãZÏB÷sßJø9$# (#rãÏÿYuÏ9 Zp©ù!$2 4 wöqn=sù txÿtR `ÏB Èe@ä. 7ps%öÏù öNåk÷]ÏiB ×pxÿͬ!$sÛ (#qßg¤)xÿtGuÏj9 Îû Ç`Ïe$!$# (#râÉYãÏ9ur óOßgtBöqs% #sÎ) (#þqãèy_u öNÍkös9Î) óOßg¯=yès9 crâxøts ÇÊËËÈ
Artinya:”dan tidak sepantasnya semua orang beriman
pergi(medan perang). Mengapa tidak sekelompok orang dari tiap-tiap golongan
dari mereka untuk mendalami agama dan untuk memberi peringatankepada kaumnya
apabila meraka kembali kepadanya, agar mereka takut akan siksaan Allah”. Dari
ayat ini sepertinya ayat terdahulu, juga dapat dicatat bahwa pihak-pihak yang
hendak melakukan hinzar (peringatan) harus terlebihdahulu membekali dengan
pengetahuan agama yang mendalam.”
Maksud
yang terdapat dalam ayat tersebut adalah agar mereka berupaya memaksimal
mungkin untuk memahami agama. Adapun pengetahuan agama harus dimiliki oleh
pihak-pihak yang hendak melakukan rekayasa sosial atau didalam bahasa manajemen
nya biasa disebut sebagai sumber daya manusia adalah Al-Quran dan ilmu-ilmu
yang berkaitan dengan nya,hadis dan ilmu yang berkaitan dengannya, fikih, dan
usul fikh, ilmu akidah, ilmu tasauf. Berkaitan dengan ilmu-ilmu ini, adanya
dikutip keterangan Muhammad abduh dan Yusuf al-Qardahawi. Menurut Muhammad
abduh,pengetahuan agama yang seharusnya dimiliki oleh para juru dakwah adalah
pengetahuan Al-Quran,al-Hadis, sirah Nabi, sejarah hidup khulafa’rosyiddin dan
salaf shaleh, dan pengetahuam hukum yang memadai. Sedangkan menurut Yusuf
al-Qardawi ilmu-ilmu tersebut adalah Al-Quran dan tafsirnya, sunnah Nabi, ilmu
Fikh, ilmu usul fikih, ilmu akidah, ilmu tsawuf, dan pengetahuan tentang ajaran
islam yang menyeluruh dan terpadu.
Disamping
pengetahuan agama, pihak-pihak yang hendak melakukan dakwah juga dituntut
memiliki pengetahuan umum. Maksud pengetahuan umum disini adalah pengetahuan
yang dapat dijadikan media untuk mengenal masyarakat dan persoalan-persoalan
yang dihadapinya. Berkaitan dengan pentingnya pengetahuan ini bagi pihak-pihak
yang hendak melakukan dakwah, umpamanya,
dapat dipahami dari firman Allah dalam surat an-Nahl:125
äí÷$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# (......... ÇÊËÎÈ
Artinya:serulah kejalan tuhanmu dengan cara hikmah,
nasihat yang baiak, dan debatlah mereka dengan cara terbaik.
Ayat
ini secara ekspelisit menjelaskan tentang tata cara berdakwah, yaitu dengan
cara hikmah, nasihat yang baik dan debat dengan cara terbaik. Namun dibalik itu
dapat dipahami bahwa pihak-pihak yang hendak berdakwah atau melakukan rekayasa
harus terlebih dahulu mengenal kondisi masyarakat yang menjadi sasaran rekayasa,
agar tata cara berdakwah yang tersebut didalam ayat dapat digunakan sabagaimana
semestinya.
Adapun
pengetahuan umum yang seharusnya
dimiliki oleh pihak-pihak yang hendak melakukan dakwah, antara lain adalah
psikologi, sosiologi, pengetahuan alam, pengetahuan ekonomi, dan politik serta
sain teknologi. Syarat kedua yang harus dimiliki oleh orang yang akan melakukan
dakwah adalah syuruth syakhshiyyah. Maksudnya syarat-syarat syakhshiyyah
disini, adalah syarat-syarat keperibadian pihak-pihak yang hendak melakukan
rekayasa sosial. Allah SWT. Berfirman dalam surat al-Baqarah:44
* tbrâßDù's?r& }¨$¨Y9$# ÎhÉ9ø9$$Î/ tböq|¡Ys?ur öNä3|¡àÿRr& öNçFRr&ur tbqè=÷Gs? |=»tGÅ3ø9$# 4 xsùr& tbqè=É)÷ès? ÇÍÍÈ
Artinya:”apakah kalian memerintahkan manusia berbuat
kebaikan dan kalian melupakan diri kalian, sementara kalia membaca al-kitab,
tidakkah kalian berpikir?”
Diriwayatkan
oleh Abu Shaleh dari Ibn Abbas bahwa ayat ini turun berkaitan dengan
orang-orang yahudi Madinah. Diaman seoarang dari memeka berkata kepada mertua,
dan ornag-orang muslim sesusuannya:
“berpegang
teguhlah kepada agama yang engkau anut dan apa yang diperintahkan oleh
laki-laki ini(Muhammad SAW) sebab, yang ia perintahkan adalah kebenaran.
Kemudian orang-orang yahud memerintahkan hal itu kepada masyarakat padahal
mereka sendiri tidak melakukanya.”
Penafsiran
ayat tersebut adalah, apakah kalian memerintahkan manusia berbauat kebaikan
padahal kalian sendiri tidak mengerjakan apa yang kalian katakan, sementara
kalian membaca al-kitab. Tidakkah kalian berpikir? Ayat tersebut menjadi dalil
bahwa pihak-pihak yang hendak melakukan dakwah haruslah terlabih dahulu
membekali dirinya dengan kepribadian yang terpuji, yang antara lain meliputi:
1. Iman
2. Ilmu
3. Amal
saleh
4. Keikhlasan
5. Kesabaran
6. Keteguhan
pendirian
7. Rela
berkorban
Sebagai
catatan dalam perubahan masyarakat ini harus didahului perubahan anfus ( pemikiran dan iman) dari pelaku
dakwah sehingga dakwah dapat mencapai sasaran. Untuk mencapai apa yang diinginkan, maka aktifitas dakwah itu
harus dikelola secara profesional dengan manajemen yang baik, mulai dari awal
sampai dengan akhir. Semoga contoh perubahan yang di lakukan nabi dengan
berbagai tahapan dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen ini dapat menjadi
acuan bagi para manajer dakwah atau praktis dakwah dalam melakukan aktivitas
dakwahnya.
Dengan
mengacu pada aspek historis dakwah nabi Muhammad SAW dalam melakukan dakwah,
maka aspek ini dapat dijadikan bahan pelajaran dan kajian pelaku dakwah serta
menggerakkan umatnya pada tataran yang diharapkan. Dengan demikian aktivitas
dakwah, baik secara personal maupun kolektif, dapat dikelola dan diarahkan
sesuai dengan kondisi umat. Karena secara kuantitaif dakwah islam bertujuan untuk memengaruhi
rakyat menuju terbentuknya tatanan indifidu dan kesalehan kolektif.
Untuk
itu para pelaku dakwah harus bersikap profesional dalam arti membekali diri nya
dengan berbagai keilmuan dan strategi dan metode dakwah yang mantap dengan mengikuti segala perkembangan
termasuk sain dan teknologi, mengingat kondisi umat yang dinamis dengan
berbagai situasi dan konflik yang muncul di masa yang akan datang.
2.2
pendekatan
sumber daya manusia.
Dalam
setiap kegiatan atau aktivitas organisasi dari waktu ke waktu selalu timbul
permasalahan-permasalahan. Untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul ada
beberapa pendekatan yaitu:
1. pendekatan
mekanis (pendekatan klasik)
dalam
pendekatan mekanis, apabila ada permasalahan yang berhubungan dengan tenaga
kerja,maka unsur manusia dalam organisasi disamakan dengan faktor produksi
lain, sehingga pimpinan cendrung menekan pekerja dengan upah yang minim.
Pandangan pendekatan seperti ini menunjukan sikap bahwa tenaga kerja harus
dikelompokkan sebagai modal yang merupakan faktor produksi. Dengan hal ini maka
di usahakan untuk memperoleh tenaga kerja yang murah namun bisa dimanfaatkan
semaksimal mungkin dan memperoleh hasil yang lebih besar untuk kepentingan
pemberi kerja. Pendekatan ini cukup dominan di negara-negara industri barat
sampai dengan tahun 1920-an.
2. Pendekatan
Paternalisme (pendidikan paternalistik)
Dengan
adanya perkembangan pemukiran dari para pekerja yang semakinmaju dari para
pekerja, yang menunjukkan merka dapat melepaskan diri dari ketergantungan
manajemen, makapimpinan mengimbangkan dengan kebaikan dengan para pekerja.
Paternalisme
merupakan suatu konsep yang menganggapmanajemen sebagai pelindung terhadap
karyawan, sebagai usah telah dilakukan oleh pimpinan supaya para pekerja tidak
mencari bantuan dari pihak lain.
3. Pendekatan
sistem sosial (pedekatan Human Reletion)
Sumber
daya manusia atau personalia merupakan proses yang kompleks. Dengan kekomplekan
kegiatan manajemen sumber daya manusia,
Maka
pimpinan mulai mengarah pada pendekatan yang lain yaitu pendidikan sistem
sosial yang merupakan suatu pendekatan yang dalam pemecahan masalah selalu
memperhitungkan faktor-faktor lingkungan. Setiap ada permasalahan amaka
diusahakan dipecahkan dengan sebaik mungkin dengan resiko yang paling kecil,
baik bagipihak tenaga kerja maupun pemberi kerja.[3]
2.3
Pentingnya
Perencanaan dan Pengawasan SDM.
1.
Esansi Perencanaan SDM
Perencanaan
sunber daya manusia (human resoure
planing) merupakan bagian dari alur proses manajemen dalam menentukan
pergerakan sumber daya manusia organisasi, dari posisi saat ini menuju posisi
yang diinginkan dimasa depan. Dengan demikian, keberhasilan perencanaan sumber
daya manusia akan ditentukan oleh ketepan pemilihan strategi dalam
merencang pemberdayaan pesonil yang ada
saat ini dan memprediksi kebutuhan di masa depan.
Dengan
perencanaan sember daya manusia yang baik, maka organisasi akan memetik banyak
manfaat. Merujuk pada pandangan Schuler (1987:52-53) tentang manfaat
perencanaan sumber daya manusia, dapatlahdisimpulkan sebagai berikut:
1. Mencegah
terjadinya ketimpangan antara predisi kebutuhan dengan ketersediaan SDM, baik
dilihat dari sisi jumlah maupun kualifikasinya, sehingga dapat menurunkan
resiko biaya pegawai.
2. Menyiapkan
basis untuk pemberdayaan dan pengembangan SDM berdasarkan hasilidentifikasi
kompetensi yang tersedia dibandingkan dengan realita kebutuhan oprasional.
3. Menjamin
tersedianya SDM sesuai dengan pergeseran kebutuhan, sehingga mendukung
realisasi proses perencanaan stratejik bisnis secara menyeluruh melalui
analisis spply and demand.
4. Meningkatkan
kesadaran akan pentingnya mnajemen SDM di setiap level organisasi.
5. Menyediakan
alat evaluasi untuk mengukur dampak dari berbagai alternatif tindakan dan
kebijakan SDM.
2.
Esensi
pengawasan SDM .
Fungsi pengawasan SDM
adalah proses evaluasi untuk mengukur kesesuaian dan pelancaran pelaksanaan
kegiatan, serta ketercapaian hasil berdasarkan rencana yang sudah ditetapkan.
Esensi dalam proses pengawasan SDM adalah mengukur capaian kinerja presonil,
baik secara individual maupun kelompok, dibandingka dengan target hasil yang
sudah direncanakan serta kesesuaiannya dengan rencana analisis pekerjaan.
Ada sejumlah faktor
yang dapat mendukung bagi keberhasilan pengawasan, antara lain mencakup:
1.
Penetapan standar yang eligible
2. Pendelegasian
diberikan kepada orang yang tepat
3. Keseimbangan
dalam manajemen strategik bisnis
4. Komunikasi
yang efektif
5.
Disiplin,
proporsionalitas, dan propesionalitas
6. Sinergi
antara pemimpin dengan bawahan
7. Praktik
dan prilaku kepemimpinan yang transparan dengan mensinerjikkan IQ, EQ dan SQ.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Sumber
daya manusia merupakan salah satu unsur yang paling vital bagi organisasi.
Terdapat dua alasan dalam ha ini. Pertama sumber daya manusia memengaruhi efesiensi dan
efektifitas organisasi, sumber daya manusia merancang dan memproduksi barang
dan jasa, mengawasi kualitas, memasarkanproduk, mengalokasikan sumber daya
finansial, serta menentukan seluruh tujuan dan strategi organisasi. Kedua,
sumber daya manusiamerupan pengeluaran
utama organisasi dalam menjalankan bisnis.
Di
karnakan pentingnya sumber daya manusia untuk itu harus memperhatikan berbagai aspek seperti
aspek staffing, pelatihan dan pengembangan, motivasi dan pemeliharaannya yang
secara lebih mendetail.
3.2
Saran
Dalam makalah ini penulis
menyarankan agar sumber daya manusia hendaknya dijalankan dengan sebaik
mungkin, mengingat begitu pentingnya peran dan fungsi sumber daya manusia dalam
rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan organisasi. Perkembangan psikologi
manusia perlu menjadi perhatian utama bagi manajer sumber daya manusia, dalam
rangka melakukan manajemen terhadap sumber daya manusia dalam organisasi. Bagi
seorang pemimpin, memperkaya khanazah ilmu pengetahuan, untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dimasa yang akan datang.
JW Marriott Hotel & Casino Las Vegas
BalasHapusJW 김제 출장샵 Marriott Hotel & Casino Las Vegas in Las Vegas 세종특별자치 출장샵 NV at 716 S Las Vegas Blvd. 수원 출장샵 89109 제주 출장샵 경기도 출장샵 JW Marriott Hotel & Casino Las Vegas Las Vegas.