· Tradisi Bubur Suro di Jawa Barat
Tradisi bubur suro merupakan salah satu cara yang dilakukan masyarakat Jawa Barat (khususnya Tasikmalaya dan Limbangan, Garut) untuk menyambut datangnya bulan Muharram sekaligus mengenang wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW di medan peperangan. Pagi hari setiap tanggal sepuluh Muharram, hampir setiap rumah penduduk memasak bubur merah dan bubur putih secara terpisah dan dikenal dengan sebutan bubur suro. Selanjutnya, bubur suro akan dibawa ke masjid bersama dengan beragam makanan ringan lainnya. Penduduk-penduduk yang mengikuti acara di masjid akan duduk membentuk lingkaran dan acara tersebut akan dipimpin oleh orang yang dituakan di daerah tersebut. Seorang wanita paruh baya akan membacakan solawat dan pujian bagi Rasullulah SAW yang diambil dari kitab Al- Barzanzi. Seusai Al-Barzanzi dilantunkan, maka akan diceritakanlah kisah hidup Husein bin Ali bin Abi Thalib, perjuangannya dalam menegakkan keadilan hingga Ia mati sahid di medan peperangan. Setelah pembacaan kisah usai, maka para penduduk akan bersama-sama menikmati hidangan yang telah disajikan.
Bubur Suro dalam Peringatan Bulan
Muharram di Jawa Barat
- Tradisi Tabot di Bengkulu
Tabot
merupakan upacara tradisional yang diadakan di Bengkulu untuk menyambut
datangnya bulan
Muharram. Tradisi ini dilaksanakan terhitung sejak tanggal satu
hingga tanggal sepuluh bulan Muharram. Awalnya upacara tabot dilakukan untuk
mengenang gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW (Husein bin Ali bin Abi Thalib) dalam
peperangan melawan Ubaidillah bin Zaid. Namun sekarang, tradisi tabot juga sudah
mulai bergeser dengan tujuan untuk menyambut datangnya tahun baru Hijriyah
serta mewujudkan partisipasi rakyat Bengkulu untuk tetap membina hubungan yang
harmonis dan melestarikan budaya Bengkulu.
Tradisi Tabot untuk Menyambut Tahun Baru Hijriyah di
Bengkulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar